Rabu, 02 Januari 2013

Asal - Usul Celana Jeans


Alkisah, sekitar tahun 1695, di Nemes, kota kecil di Prancis, seorang perajin menenun sepotong kain yang sangat kuat. Kain itu dinamakan “Serge de Nimes”. Orang-orang inggris yang membeli kain unik ini kemudian menamakannya “denim”. Seratus lima puluh tahun kemudian, kain “denim” ini member inspirasi kepada Levi Strauss. Kebetulan California sedang dilanda demam emas. Levi Strauss yang saat itu berusia 24 tahun, kemudian membuat celana berbahan jins. Pakaian yang awet untuk pekerja ditempat basah dan berlumpur itu sangat dibutuhkan buruh tambang. Maka, lahirlah perusahaan pembuat celana jins, Levi Strauss.
Nah, kalau Anda punta celana jins, maka dapat dipastikan ada kantong kecil di saku sebelah kanan, yang disebut “the fifth pocket”. Sekarang ini kantong kelima itu biasa kita gunakan untuk menyimpan uang receh. Tapi di zaman demam emas dulu, disitulah para penambang mengantongi bongkahan emas yang mereka temukan. Setelah itu jins menjadi ikon, anti fashion, anti budaya, dst. Tahun 1960-an, jins menjadi pakaian seragam kaum hippies. Jins menjafi lambing protes dan symbol segala kelusuhan. Ketika music rock merajalela pada 1970-an, jins dianggap sebagai atribut sensual para rocker.
Calvin Klein tahun 1980  menciptakan jins ketat dengan Brooke Shields sebagai modelnya. Billboardnya yang berslogan “Nothing comes between me and my Calvins” menimbulkan kehebohan. Pada hari pertama penjualan di department store, ratusan orang antre untuk mendapatkan jins itu. (Kafi Kurnia, kolom Gatra).

0 komentar:

Posting Komentar