Rabu, 21 Desember 2016

Maaf

Maaf

Rabu, 30 November 2016

Sudah Tak Merindu

Rindu itu indah
Suatu rasa aneh, melelahkan namun mengasyikan
Rindu itu indah
Suatu rasa asing, tak bertuan namun membuai
Rindu itu indah
Karena rinduku, kamu

Rindu, Perindu dan Merindu
Terlalu sering rasa aneh itu merasuki ku
Terlalu sering rasa asing itu menghampiriku
Aku selalu menjadi seorang yang tengah merindu
Selalu
Merindukanmu

Apa daya
Segalanya memiliki batas
Tak sanggup relung hati ini menampung rasa rindu yang terus menderas
Tak sanggup ruang rindu ini membendung
Rinduku tumpah

Tak ada rindu saat ini
Sudah tak merindu
Aku sudah tak merindu

Tanpamu Itu Rasanya.....

Tanpamu itu rasanya.....
Sulit, awal memang sulit
Membiasakan keadaan
Tidak ada dirimu
Tidak bersamamu
Serta tidak melulu tentangmu
Memulai merubah
Belajar menerima

Tanpamu itu rasanya......
Biasa saja
Aku harus belajar membiasakan diri
Belajar kembali seperti dulu
Saat belum mengenalmu
Saat belum terus memikirkanmu
Saat dada ini belum sesak akan mu

Tanpamu itu rasanya.....
Aku bisa
Aku bisa bila kehidupan ini berlanjut
Dan itu tanpamu

Tanpamu itu rasanya.....
Tak mengapa
Asal Tuhan terus bersamaku

Selasa, 29 November 2016

Diriku, Berhentilah!

Kan sudah ku bilang,
Terlalu berharap akan membentuk cekungan kekecawaan yang semakin dalam
Lantas,  mengapa aku terus dan terus berharap padamu

Tidak jelaskan isyarat penolakan yang kau lakukan?
Kurang jelaskah pembatas yang semakin kau bangun tinggi?
Bodoh,  aku sungguh bodoh
Tak hiraukan semua itu dan terus berharap,  semakin berharap
Ku abaikan,  hingga sesak terus menguasai, sakit semakin melumpuhkan

Diriku, kumohon berhentilah
Berhenti terus mengharapkannya
Berhentilah terus menggantungkan perngharapan padanya

Berhentilah!

Minggu, 27 November 2016

Tak Bisa

Aku tidak melupakanmu
Tidak bisa
Tidak akan mungkin bisa kulakukan

Menurutku, melupakan adalah suatu tindakan kejahatan
Aku bukan orang jahat
Jadi, aku tidak akan mungkin melupakan
Apalagi melupakan dirimu

Aku hanya mengurangi porsimu berkelana dipikiranku
Mengurangi porsimu mensesakkan setiap malamku
Aku juga mengurangi porsiku yang terus berharap padamu

Maaf, bukan ku kurangi porsiku
Tapi ku pangkas porsiku yang terus menggantungkan harapan padamu

Biarkan Tuhan yang menuangkan porsinya masing-masing
Entah, akan terus berkurang, kembali bertambah atau......
Entah

Yang kau harus tahu
Aku selalu ingat kamu
Tapi aku takut merindukanmu

Kamis, 24 November 2016

Maaf, Aku Kecewa

Kecewa....

Kecewa hadir karena pengharapan yang digantung terlalu tinggi
Kecewa hadir karena kepercayaan terlalu besar terhadap sesuatu
Kecewa hadir karena kau lupa bahwa kehendak-Nya itu yang terbaik


Aku kecewa
Saat ini aku kecewa
Aku kecewa terhadap diri ini
Mengapa ku gantungkan pengharapan yang terlalu tinggi?
Mengapa ku kibaskan terlalu lebar sayap yang tak tampak?
Mengapa?
Aku kecewa

Bukan salah dia atas semua ini
Bukan salahmu juga


Aku yakin, Tuhan bukannya tak mengabulkan keinginanku
Tapi Tuhan lebih memahami apa yang aku butuhkan
Jika setiap doaku terkabul dengan mudahnya
Kapan aku belajar berjuang dan belajar menjadi lebih baik, bukan?


Tuhan
Maafkan aku yang saat ini sedang kecewa
Kecewa terhadap aku

Kamis, 17 November 2016

Rindu kamu yang kesekian Part 3

Mengapa aku selalu rindu kamu
Mengapa aku selalu rindu kamu Mengapa aku selalu rindu kamu

Tak ada kabar dari mu
Tak ada berita tentang mu
Tak ada petunjuk apapun

Aku selalu merindukanmu
Aku rindu kamu

Sudahlah
Semoga Tuhan segera mengobati rinduku

Selasa, 15 November 2016

Rindu kamu yang kesekian Part 2

Peluit,  klakson,  derungan
Ramai

Aku tak bisa melupakanmu

Hai,  kau sedang apa?
Apa yang kau rasa?
Apakah sama denganku?
Aku rindu

Tak ingin kah kau memulai?
Cukup memulai bicara,  memulai percakapan,  memulai bertanya "apa kabar? "

Dulu aku terbayang,
Bagaimana nanti jika lama tak melihatmu
Bagaimana nanti jika jarak cukup memisahkan aku denganmu
Bagaimana nanti jika waktu tak kunjung menjawab
Akankah dingin menguasai?

Aku rindu kamu
Tapi tenang saja, aku dapat mengatasinya
Aku masih menyukai keberadaannya

Kamis, 10 November 2016

Disini Hujan Rindu

Disini hujan
Hujan deras,  sangat deras

Hei disini juga ada yang merindu
Aku rindu kamu
Rindu hebat, sangat hebat

Kamu tau,  ada pohon tumbang
Hujan angin menghempas kencang
Riuh, kacau dalam badai
Dan aku tetap rindu

Tak ada korelasi antara hujan deras dengan rindu
Namun kurasa ini hujan rindu

Tunggu dulu,  kapanpun,  aku merindu

Minggu, 06 November 2016

Hai senyum tampan

Hai tuan tampan pemilik senyum menawan

Aku suka kalimat itu,  entah aku mengutipnya dari mana,  namun ku kira cocok untuk mu

Kau dimana?  Sedang apa? Tidak ada komunikasi yang terjalin lagi

"Memang seharusnya bagaimana?" seolah ada sosok lain dalam diriku yang kesal atasku.  Hahahah.  Lupakan

Tuhan menghadirkanmu saat itu,  kurasa, hanya untuk menjadi penghibur penatku
Dia mendatangkanmu duduk disampingku sebagai perantara tawa yang tak boleh aku lupa
Dia menetapkanmu untuk beberapa waktu disekitarku, mungkin untuk membiarkanku mengingat senyummu sampai saat ini
Dia melengkungkan suaramu,  untuk ku ingat selamanya

Hai pemilik senyum menawan dan memesona
Hanya saat itu waktu kita.
Waktu kita menjalin kerjasama tepatnya
Namun waktumu untuk tersenyum tampan ada difikiranku sampai detik ini

Jangan liar2 ya berkelana didalam fikiranku,  aku sulit mengendalikannya,  apalagi kalau malam tiba

Kekasihku

Kasih,  kumohon bicaralah!
Ceritakan apa yang kau rasa
Ungkapkan apa yang kau ingin
Mengapa kau hanya terdiam?
Mengapa kau begitu kaku dan membeku?

Ku mohon,  Kekasihku

Beri aku penjelasan atas semua ini
Atas waktu yang terus berputar sampai detik ini
Atas sikap yang tak menentu yang sulit kupahami
Atas tatapan dan ketergantungan yang menggoyahkan ku
Beri aku pemahaman atas itu,  Kekasihku

Ups,  maaf kan aku yang tlah lancang menyebutku Kekasihku
Aku bukan Kekasihmu
Aku hanya temanmu yang terlanjur menumbuhkan perasaan untukmu

Rindu kamu yang kesekian Part 1

Kamu tau,  ketika tengah malam aku merindukanmu
Saat itu bersamaan perutku lapar
Aku makan saja,  berharap semuanya teratasi
Ya benar teratasi,  tapi rinduku masih disini
Aku masih merindukanmu dengan perut kenyangku

Senin, 31 Oktober 2016

Sederhana yang istimewa

Kamu itu sederhana
Apakah aku berlebihan menganugerahkanmu dengan kata sederhana
Aaahhh,  tidak.
Kamu itu istimewa

Mungkin bagi orang -orang,  kamu biasa saja
Tidak bagiku
Sudah ku bilang,  kamu istimewa dengan kesederhanaanmu

Kamu tau,  aku selalu ingin melakukan berbagai hal untuk pertama kalinya itu, selalu berhubungan denganmu
Karena kamu istimewa bagiku
Istimewa mengenang kejadian istimewa

Entah kamu istimewa hanya untuk saat ini atau terus berikutnya

Kamis, 27 Oktober 2016

Ku mohon, Pergi!

Tolong pergi
Ku mohon, pergi

Tunjukkan kalau dirimu memang tak disini
Buktikan bahwa ini semua hanya imajiku belaka
Imaji yang cukup menghabiskan waktuku
Imaji yang menguras emosiku
Imaji yang mengatakan bahwa kau disini

Ku mohon pergilah!

Buktikan padaku bahwa kau benar-benar tak ada disini
Kau tlah pergi

Bagaimana kau bisa pergi, jika kau tak pernah hadir

Sabtu, 30 Juli 2016

Datar

Kosong, tak ada inspirasi sama sekali
Tak ada emosi yang menampakkan lebih keberadaannya
Semuanya sama, datar

Sangat ingin melepaskan ribuan kata, tapi ku tak bisa
Tak ada se-kata-pun yang bisa ku terbangkan
Semuanya sama, datar

Putih abu-abu memang
Aku yang merasakanpun tak paham, bagaimana kamu?

Debaran
Getaran
Degdegan
Dan segala macam energi listrik yang muncul sebabmu pun telah sirna
Tak ada itu semua saat ini

Atau mungkin aku telah pindah?
Aku tak tahu
Aku tak paham, sungguh

Sekali lagi
Hanya Tuhan yang Tahu
Saat ini aku masih di tempat lama, telah pindah, atau hanya berkunjung

Yang jelas aku datar saat ini

Kamis, 21 Juli 2016

Hai

Hai....
Aku ini fans mu
Pengagum senyummu
Penikmat tawamu
Penyantap produksi hurufmu

Hai idola
Selalu ku tunggu kehadiranmu
Selalu ku nanti kedatanganmu
Ku dengarkan baik-baik langkah yang terdengar, berharap itu kamu

Telinga seakan terbuka lebar ketika mendengar celotehmu
Sepasang mata ini tak pernah layu memperhatikan tingkahmu
Seolah bertanya, apa lagi yang akan kau lakukan?

Aku ini fans mu
Menanyakan ketidakhadiranmu
Mengkhawatirkan kabar posisimu

Hai, mengapa kau memilih tak disini?
Tau kah kau, pergimu membawa sepersekian bagian hatiku
Entah engkau yg membawanya, atau aku yang menyelinapkan di ranselmu

Minggu, 17 Juli 2016

Rasa, tolong jangan merusakku

Entah ini apa?
Rasa ini pantas disebut apa?
Perasaan ini untuk siapa?
Memang apa yang ku rasa?

Beberapa waktu lalu dengan sadar aku sangat memujamu
Terlalu sangat, sampai menghancurkan diriku
Ku merasa, getaran rasa terlalu sangat itu merusak hatiku, merubah sikapku dan memutuskan beberapa tali yang telah ku ulur

Bukan diriku yang muncul saat itu
Cemburu, iri dan beberapa penyakit hati lainnya yang telah menggerogoti jiwaku
Lelah? Sungguh lelah, ingin ku lepas semua yang membelenggu, tapi aku teramat memujamu
Bagaimana ini Tuhan?
Perasaan yang dengan sadar mulai tumbuh ini ssmakin merusakku

Tuhan menjawab pertanyaanku
Seakan ada magnet yang menarikku untuk melupakanmu
Entah benar-benar melupakanmu atau tak lagi berfokus padamu
Ada suatu pusaran kuat yang dapat mengalihkan poros rotasiku
Kini aku tak lagi berevolusi di orbitmu

Aku tak tahu apapun, tapi Tuhanku Maha Mengetahui
Aku tak mengerti apapun, tapi Tuhanku Maha Perencana Terbaik dengan caranya agar aku dapat mengerti

Rasa ini berubah, dan aku tak tahu defini perasaan ini
Teruntuk siapapun aku tak tahu
Ku biarkan hatiku mengikuti apa Perintah Tuhanku, karena aku percaya itu tak akan merusakku

Rabu, 13 Juli 2016

Malam

Semilir aroma malam menyengat menusuk hidung
Gemerisik dedaunan menari di hempas angin
Rintik hujan tak kutemui malam ini
Tapi mengapa langit sepi tanpa para pendampingnya?


Sepi datang memicu kehadiran rindu
Imaji ku tentang mu mengudara bersama untaian doa
Melesat cepat dikepakan sayap merpati di malam gelap

Akankah pesan mepati putihku mendapat persetujuan Tuhan?

Senin, 11 Juli 2016

Tak disangka, sungguh mawar

Sekelebat, seakan muncul kembali
Sobekan memori bergesekan halus dengan ilusi
Siapa sangka? Tidak ada yang menyangka

Ku menapik rangkaian mawar yang kau lontarkan
Sebab ku tahu itu bukan mawar, itu hanya ilustrasi mawar yang kau tampakkan

Salah, aku salah
Kau benar melempar mawar
Menyebar, menyemai


Siapa sangka? Tak ada yang menyangka
Sebiji benih menyentuh tanah
Menuai, menunas, membatang dan berdaun
Tapi hujan tak kunjung datang membasahi


Setangkai pohon mawar menunggu hujan menyentuhnya
Atau melayu dan membaur dengan tanah





Kau tak pernah tau, dimana benih yang kau semai akan tumbuh dan berkembang

Minggu, 10 Juli 2016

Kopi Manis Tanpa Gula

Segelas Kopi hitam arabica panas pelepas penat
Katanya, racikan terbaik barista manis
Kopi hitamku tanpa gula, namun terasa manis
Derasnya hujan memadu dengan putaran sendok
Aaaaaaah kopi hitam manis tanpa gula ku
Tak sabar, segera ku raih cangkir putih
Sial, terlalu panas untuk tangan yang membeku karena dinginnya hati
Tumpah,
Kopi hitam manis tanpa gula ku tumpah
Cairan pekat mengalir, menyebar memenuhi meja kayu
Ya sudah, segera ku pesan kembali secangkir kopi robusta untuk menemani hujan yang terus menghujam dari balik jendela

Waktu yang Tepat

Mengutip percakapan siang kemarin
"Kenapa ya 'orang kaya gitu' hadirnya cuma sebentar".

Diperjelas dulu,
'Orang kaya gitu' yang dimaksud itu, seseorang dengan sosok yang menyenangkan, kepribadian unik, pencair suasana, penghangat situasi, humoris, kadang bikin kesyel dan akhirnya bikin baper. Wkwkwk canda.

Kenapa Tuhan menghadirkan sosoknya sangat singkat? Engga bisa ya ditambah lagi waktunya?


Skenario Allah itu luar biasa dahsyat. Allah menghadirkan sosoknya sebagai obat penat, Allah mendatangkan dirinya sebagai penetralisir urat2 pemikiran yang menegang, Allah menghadirkan dirinya sebagai bukti bahwa hidup itu tak selalu serius, tak selalu target, tak selalu laporan.

Allah menghadirkan dirinya di waktu yang tepat, dan menghilangkannya di waktu yang tepat pula.

Ingat! Jalan cerita yang Allah buat itu sungguh istimewa.

Selamat berdoa, semoga Allah menghadirkan kembali obat penetralisir dikemudian hari.

Jumat, 08 Juli 2016

Menulis Cahaya

Kamu pernah bilang, "tanganku akan terus menari mengikuti kata hati, tak pernah buntu, bahkan semakin menjadi sejak kau putuskan untuk tidak lagi manjadi penikmat sajak sajak ini"

Teruslah menulis
Teruslah melukis cahaya
Terus ukir untaian kata
Biarkan menyatu menjadi gelombang rasa yang mengudara di langit cakrawala
Walau dia tak lagi menjadi penikmatnya
Aku janji akan terus menunggu senja melukis cahaya

Sebab, bagiku sajakmu lebih dari cahaya di malam gulita
Teruslah menulis cahaya untuk siapapun

Kamis, 30 Juni 2016

Samar yang nyata

Samar dalam ingatan ini ketika pertama kali melihatmu
Kau sibuk dengan lembaran kertas dan koin-koin berkah yg kau bawa
Amanah yang kau ikrarkan pada Tuhan didalam hatimu

Sungguh sibuk
Kau tertunduk terlalu fokus dan mengabaikan sekitar
Aku tak bisa melihat rupamu saat itu
Yang aku lihat, hanya sesosok pria sibuk memegang koin di depan sebuah kotak kecil
Hanya itu, dan sampai disitu


Beberapa waktu kemudian
Sosok itu datang kembali dengan keadaan yang lebih baik setelah kabar buruk menimpanya
Menghampiriku sambil menitipkan sesuatu

Belum ada yang aneh saat itu
Belum ada yang salah


Berganti hari dan semakin sering hadirmu ada di depan mataku
Berganti hari keakraban tercipta diheningnya ruang
Berganti hari pula aku menyadari ada yang salah ketika mendengar hentak kakimu


Kenapa semua ini tercipta begitu cepat?
Dan kenapa semua ini juga harus berakhir secepat kilat?

Baru kemarin rasanya sosok samar itu sibuk dengan koinnya
Baru kemarin pula aku menyadari sosok samar itu nyata di depanku
Dan sekarang sosok itu berjanji akan segera pergi

Takut Rindu

Aku takut merindukanmu
Pasti itu sungguh berat

Seolah olah mendengar suaramu
Tapi tak ada dirimu
Seakan akan terlihat senyummu
Tapi tak ada sosokmu

Aaaghhh
Mengapa kali ini aku mampu melukis dengan hampir sempurna
Melukis tatap matamu, senyum manismu, dereran gigi-gigimu, cara jalanmu, sampai suhu tubuhmu dapat ku lukis jelas

Sungguh berat
Lukisan itu tak nyata
Hanya menghabiskan waktu-waktuku

Sungguh berat

Aku takut
Takut merindukanmu

Tak Ingin Lebih

Tak ingin lebih
Aku tak ingin rasa ini lebih
Biarkan seperti ini saja
Aku tak ingin keadaan ini berubah
Biarkan seadanya saja

Saat kita saling melempar lelucon
Dan terbahak bersama-sama
Ku pandangi diam-diam senyum manis itu
Memperhatikan tumpukan gigi yang tak rapi, tapi menarik bagiku

Biarkan saja
Terus lanjutkan kejahilanmu yang aku tunggu
Terus dengarkan celoteh anehmu yang membuat ku tenang
Terus tatap tajam apa saja yg kau lihat walau itu bukan menatapku

Aku ingin seperti ini saja
Tak berubah
Tak lebih


Aku ingin kau terus disini saja
Tidak pergi