Kamis, 06 Juni 2013
Siapa yang
tahu papeda? Papeda bukan merupakan hasil inovasi dari sepeda, namun papeda
merupakan makanan khas masyarakat timur, khususnya Papua.
Mungkin sebagian dari kita masih
sangat lazim dengan kata papeda karena makanan ini hanya ada di Papua. Namun saat
ini sudah banyak acara televisi yang menayangkan kebudayaan Papua termasuk
makanannya yaitu papeda.

Di tanah Cendrawasih tersebut, memang
cukup banyak tumbuh pohon sagu. Sejenis pohon kelapa ini banyak tumbuh di
dataran rendah dan berair atau tanah yang basah. Jadi cukup wajar bila sagu
menjadi makanan pokok masyarakat Papua. Tanaman sagu memiliki banyak manfaat.
Manfaat sagu diantaranya yaitu sebagai sumber karbohidrat yang digunakan untuk
mengganti beras, dapat mengatasi pengerasan pada pembuluh darah, mengatasi
sakit pada ulu hati serta membantu mengatasi perut kembung. Selain itu penganan
yang berasal dari sari pati umbian ini juga bermanfaat untuk menekan kecepatan
kadar glukosa dalam darah sehingga bagi mereka yang menderita diabetes melitus
sangat aman mengkonsumsinya. Serat yang terdapat didalamnya berperan untuk
pre-biotik, menjaga mikroflora usus, meningkatkan kekebalan tubuh, mengurangi
resiko terjadinya kanker usus, mengurangi resiko terjadinya kanker paru-paru,
mengurangi kegemukan atau obesitas serta memperlancar BAB (Buang Air Besar).
Adapun kandungan zat yang terdapat
pada bahan makanan ini ialah 94 gram karbohidrat, memiliki 355 kalori untuk
setiap 100gram nya, 0,2 gram protein, 0,5 gram serat, 10 mg kalsium, 1,2 mg
besi, lemak, karoten, serta asam askorbat dalam jumlah yang kecil. Jadi mengkonsumsi sagu dapat membuat tubuh
menjadi seimbang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Papeda yang terbuat dari
sagu ternyata berkarbohidrat tinggi dan sangat bernutrisi bagi tubuh.
Papeda sering disajikan masyarakat
Provinsi Papua pada acara-acara adat, acara keluarga, lomba masak daerah, dan
berbagai acara laiinnya. Biasanya masyarakat Papua menyantap papeda bersama
menu ikan kuah kuning, ikan yang biasa digunakan adalah ikan tongkol dan sayur
tumis kangkung campur daun pepaya.
Makanan berbahan dasar sagu tak
hanya ada di Papua, namun ada daerah di
Sulawesi Selatan yaitu daerah Luwu (Kota
Palopo, Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur) yang mengenal Papeda dengan
nama “Kapurung”. Meskipun memiliki bahan dasar yang sama, namun penyajian
papeda dan kapurung berbeda.
Tak hanya rasa papeda yang unik , namun cara penyajian papeda
juga terbilang unik berbeda dari makanan pada umumnya. Banyak orang yang tidak
biasa, mungkin berpikir untuk menggunakan sendok. Memang tidak ada yang
malarang, namun bagi penduduk asli papua tidak akan menggunakan cara tersebut.
Sebab papeda yang siap disantap akan ia “disedot” perlahan-lahan dari ujung
(pinggir) piring, sambil meminum kuah ikan kuning. Aneh ya ? Tapi itulah cara
‘unik’ mereka menyantapnya. Menikmati papeda lebih nikmat dalam keadaan hangat,
bila sudah dingin rasa papeda sudah tidak lembek dan kenyal lagi.
Mulai membayangkan bagaimana nikmatnya papeda ya?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar