Minggu, 28 April 2013

Pengaruh Variabel - Variabel Makro Terhadap Perekonomian Indonesia

Apabila dalam ekonomi mikro menganalisa kegiatan-kegiatan dan permasalahan ekonomi dan unit-unit ekonomi individual, maka di dalam ekonomi makro menganalisanya dari pendekatan yang sebaliknya. Artinya, yang dipelajari dalam ekonomi makro adalah variabel- variabel total seperti pendapatan nasional, konsumsi, tabungan masyarakat, investasi total, dsb.
Ekonomi makro menganalisa keadaan keseluruhan dari kegiatan perekonomian. Ekonomi makro tidak membahas kegiatan yang dilakukan oleh seorang produsen, seorang konsumen, atau seorang pemilik faktor produksi, tetapi pada keseluruhan tindakan para konsumen, para pengusaha, pemerintah, lembaga keuangan dan Negara lain serta bagaimana pengaruh tindakan-tindakan tersebut terhadap perekonomian secara keseluruhan.
Dalam perkembangan perekonomian suatu Negara, dibutuhkan beberapa variabel-variabel pendukung. Ada 4 variabel dalam penciptaan pertumbuhan ekonomi suatu Negara termasuk Indonesia yaitu konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, serta ekspor neto. Sehingga tercipta rumus:

Y = C + I + G + (X – M)
Di mana:
Y = pendapatan nasional
C = konsumsi
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor
Berdasarkan rumus tadi, maka kita dapat menjabarkan apa saja pengaruh variabel-variabel makro terhadap perekonomian Indonesia.
            Pendapatan nasional (Y) merupakan pertumbuhan ekonomi yang bisa diciptakan lewat konsumsi, banya. Karena pengeluaran pemerintah, investasi serta ekspor impor. Indonesia diuntungkan karena punya penduduk yang banyak. Karena itu konsumsi menjadi penyelamat perekonomian Indonesia.
            Tingkat pendapatan seseorang sangat mempengaruhi tingkat komsumsinya. Sehingga apabila pendapatan seseorang meningkat, akan meningkat pula tingkat konsumsinya. Karena kemampuan rumah tangga untuk membeli kebutuhan akan lebih mudah terpenuhi. Namun sebaliknya, apabila pendapatan menurun, masyarakat akan mengurangi konsumsi untuk barang-barang yang kurang dibutuhkan, masyarakat hanya memenuhi kebutuhan yang bersifat dasar saja. Hal ini terlihat ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi.
Saat krisis moneter tahun 1998 lalu, tingkat konsumsi Indonesia amat sangat rendah. Masyarakat enggan untuk membeli barang yang tidak pokok. Masyarakat berbondong-bondong untuk menyimpan uang mereka, membeli emas karena gampang dicairkan atau menginvestasikannya di luar Indonesia.
            Biasanya masyarakat memanfaatkan pinjaman bank untuk mencicil barang-barang tersier, namun pada saat krisis tahun 1998 bunga bank terlalu tinggi. Sehingga Indonesia mengalami pertumbuhan negative 13% waktu itu.
            Saat krisis melanda, konsumsi akan mengalami penurunan. Karena itu, pengeluaran pemerintah harus diperbesar untuk kompensasi. Akan tetapi, pada perekonomian terbuka, porsi pengeluaran pemerintah terhadap konsumsi kecil, karena yang menciptakan ekonomi semestinya pihak swasta bukan pemerintah. Pemerintah harus menciptakan infrastuktur supaya swasta mau melakukan kegiatan ekonomi. Untuk mendongrak konsumsi, pemerintah memberikan BLT dan bantuan lain kepada rakyat.
            Selanjutnya investasi. Investasi bisa berupa bangunan baru, alat-alat produksi yang tahan lama atau bisa berupa saham, efek, dll. Semakin seseorang percaya terhadap perekonomian yang terjadi,maka akan semakin besar minat untuk berinvestasi. Biasanya investasi yang diminati seperti saham, penanaman modal langsung,dll. Namun apabila investasi di saham, seseorang bisa dengan mudah memasukkan dan menarik investasinya. Sehingga harga saham di bursa efek mudah turun dan naik.
            Berbeda apabila investasi di penanaman modal langsung, baik dalam maupun luar negeri karena akan lebih stabil dan berjangka panjang. Pada saat krisis, investasi biasanya akan turun, karena sebagian besar orang akan stop dulu, menunggu dan melihat situasi atau bahkan ada yang menarik kembali modalnya.
            Dan variabel yang terakhir adalah ekspor neto. Ekspor neto merupakan selisih antara ekspor dengan impor. Kegiatan ekspor impor merupakan salah satu faktor penting yang berdampak dalam perkembangan perekonomian. Saat ini Indonesia baru bisa menghasilkan ekspor komoditi yang nilai tambahnya tidak terlalu besar. Sedangkan Indonesia mengimpor branded-branded yang bagus dan bemutu, serta komoditi-komoditi yang memiliki nilai tambah sangat besar. Sebaiknya pemerintah cukup ketat dalam mengatur barang impor masuk ke Indonesia. Hal ini bertujuan agar masyarakat Indonesia tidak konsumtif terhadap Negara lain. Karena, apabila masyarakat mengkonsumsi barang buatan negeri sendiri akan meningkatkan pula pendapatan perkapita, berarti meningkatkan perekonomian Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar