Senin, 12 November 2012
Pada
jaman dahulu hiduplah seorang raja, ia selalu mendapatkan apa yang
diinginkannya dan selalu mendapatkan penghormatan dari seluruh rakyatnya. Ada satu
hal yang mengganjal dihatinya ia merasa ada yang kurang dalam hidupnya,
hidupnya terasa kurang begitu nikmat bahkan ia sudah merasa jenuh dengan
kekayaan, fasilitas, dan penghormatan yang didapatkannya. Repotnya lagi ia
tidak tahu apa yang menyebabkan dirinya merasakan hal tersebut.
Pada suatu
hari ia bangun tidur lebih pagi dari biasanya, kemudian berkeliling istana,
ketika sedang berjalan diruang tamu kerajaan ia mendengar seorang bernyanyi,
merasa penasaran ia mendekati asal suara tersebut dan ternyata seorang pelayan
kerajaan sedang membersihkan ruangan tersebut sambil bernyanyi. Pelayan itu
terlihat begitu bahagia, tanpa beban dan menikmati kehidupannya walaupun hanya
seorang pelayan, hal itu tercermin dari wajahnya yang begitu cerah dan ceria.
Raja itu
kembali kesinggasananya kemudian mengutus seorang pengawal untuk membawa
pelayan yang tadi bernyanyi kehadapan sang raja diruangan pribadinya. Kemudian sang
raja bertanya ”kau kelihatan sangat
bahagia bagaimna caranya padahal kamu hanya seorang pelayan?” kemudian
pelayan itu menjawab Tuanku hamba hanyalah seorang pelayan, hamba tidak
memiliki apa-apa, kecualiistri dan kedua anak hamba yang begitu manis. Setiap hari
ahamba pulang kerumah selalu disambut oleh mereka dengan perasaan suka cita,
mereka tidak pernah mempermasalahkan penghasilan hamba yang sedikit, bahkan
mereka selalu bersyukur terhadap apapun yang hamba bawa pulang, saya bahagia
karena keluarga saya juga bahagia.
Meras penasaran
dengan penuturan pelayan tadi, sang raja kemudian memanggil patih kerajaan yang
terkenal bijaksana kemudian meminta saran daari patihnya. Kemudian patih itu
menjawab “paduka saya yakin pelayan tersebut belum masuk kedalam klub 99” “klub
99”? apa itu Tanya raja keheranan. Utnuk mengerti apa itu klub 99, raja
dimintanya untuk memasukkan 99 koin emas kedalam kedalam sebuah kantung dan
meletakkannya kedalam didepan pintu rumah pelayan tersebut tanpa sepengetahuan orang
lain. Kemudian sang raja menuruti perintah sang patih bahkan ia sendiri dengan
mengendap-endap meyimpan kantong tersebut tepat didepan pintu rumah pelayan
tadi, kemudain raja itu bersembunyi untuk melihaat reaksi apa yang terjadi
ketika pelayan tersebut menemukan kantong uang tersebut.
Ketika si
pelayan hendak keluar rumah ia menemukan kantong didepan rumahnya, dengan
sangat hati-hati ia membukan isi kantong tersebut, ketika mengetahui bahwa
kantong tersebut berisi kepingan uang emas ia langsung teriak kegirangan,
kemudian ia mengeluarkan seluruh isi tas dan mulai menghitungnya, seteleh
menghitungnya ternyata hanya ada 99 keping uang emas didalam tas tersebut. Penasaran
dengan jumlah uang yang tidak genap 100, maka ia memeriksa kembali kantong
tersebut dan kembali menghitung jumlah kepingan uang tesebut, tetap saja
jumlahnya 99. Kemudian ia bergegas untuk mencari keeping uang yang menrut
dirinya harus genap seratus berangkali jatuh disekeliling rumahnya, ia tidak
menemukan apa-apa.
Keesokan
harinya ia berangkat kerjadenga persaan gusar memikirkan satu keeping uang emas
yang hilang, berbeda dengan hari sebelumnya sekarang dia tidak lagi cerah,
tidaklagi bernyanyi, wajahnya terlihat begitu serius dan murung. Semua hal yang
terjadi pada palayan tersebut tidak pernah lepas dari pengawasan sang raja,
sang raja pun heran, kembaliia memanggil patih dan menceritakan seluruh
kejadian, sang patih berkata “berarti sekaran g pelayan tersebut telah
bergabung dengan klub 99 paduka”! raja semakin heran dan meminta penjelasan
lebih jauh lagi pada sang patih, sang patih pun menjelaskan denga panjang lebar.
Sang patih
berkata “paduka klub 99 hanyalah julukan yang diberikankepada mereka yang
memiliki banyak hal tetapi tetap merasa tidak bahagia, akibatknya mereka terus
memikirkan kekurangannya dan melupakan kebahagiaan yang telah mereka dapat. Pelayang
tersebut tidak bersyukur dan bahagia denga 99 koin emas yang telah ia miliki,
justru berfokus untuk memikirkan kenapa Cuma 99 tidak genap 100, celakany ia
tidak lagi memikirkan kebahagiaan keluarganya, kebahagiaan dirinya apalagi
lingkungannya ia hanya berfikir kemana satu koin lagi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar