Jumat, 02 November 2012
Coba kita
bertanya kepada anak kecil dimana letak mini market, pasti mereka langsung
menjawab sambil menunjukkan arahnya. Namun bila kita menanyakan dimana letak
koperasi, mungkin anak kecil tersebut kebingungan dan tak lama kemudian
menggelengkan kepala sambil berkata tidak tahu. Fenomena tersebut bukan hal
yang aneh, karena istilah koperasi masih sangat asing untuk saat ini.
Keasingan yang
dirasakan anak kecil tersebut bukan dikarenakan usianya, tetapi karena
keakraban. Mini market lebih akrab mereka kenal, kerena orang tuanya selalu
mengajak mereka berbelanja ke mini market. Dan bagaimana dengan koperasi? Kebanyakan
orang tua kurang memperkenalkan kepada anaknya tentang koperasi, kurang
membiasakan diri untuk berbelanja ke koperasi itu dikarenakan para orang tua
pun juga kurang mengenal koperasi. Bagaimana bisa mengenal koperasi, toh
koperasi kurang memperkenalkan dirinya sehingga menjadi asing dan dianggap
kuno.
Keasingan koperasi
untuk masyarakat Indonesia bukan dikarenakan koperasi baru dibentuk di
Indonesia, tetapi kurangnya sosialisasi koperasi kepada masyarakat. Tetapi kenapa
mini market yang baru dibuka langsung dikenal masyarakat banyak dan segera
berdatangan?. Itu karena ada sebuah sistem manajemen dan pensosialisasian yang
bagus dalam mini market.
Kurang unjuk
dirinya koperasi dalam kehidupan masyarakat dikarenakan banyak hal, seperti
kepengurusan yang masih sangat amatir sampai peran pemerintah yang sedikit
menganggap koperasi sebagai anak emas yang masih harus ditatih. Namun seiring
berjalannya waktu pemerintah juga menyadari dan mengubah serta lebih
memperhatikan koperasi agar lebih mandiri.
Banyak hal yang dapat
dilakukan untuk mensosialisasikan koperasi ke masyarakat, seperti memanfaatkan
media massa, kemajuan teknologi, serta rasa ketidakpuasan konsumen, dsb.
Media massa
merupakan salah satu cara yang cukup bagus dan efektif dalam pengenalan
koperasi. Kementerian Koperasi dan UKM dapat menayangkan iklan-iklan tentang
koperasi di televisi, koran dan majalah bahkan di radio. Dengan sering
terdengarnya kata koperasi ditelinga masyarakat, diharapkan daya
ketertarikannya terhadap masyarakat juga bertambah.
Hal tersebut
telah terbukti melalui iklan Kementerian Koperasi dan UKM yang menjelaskan cara
mensosialisasikan koperasi kepada masyarakat dengan cara “pe em pe”. Sehingga saat ini bila kita mendengar kata pempek atau
melihat makanan pempek secara tidak langsung kita akan teringan pada Koperas
dan UKM Indonesia. “pe em pe” yang
dimaksud dalam iklan bukanlah real makanan tetapi singkatan-singkatan yaitu:
“Pe” yang
pertama yaitu pendidikan dan pelatihan. Kementerian Koperasi dan UKM banyak
memberikan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat seperti seminar, kursus,
dsb. Hal tersebut dilakukan untuk menumbuhkan minat dan ketertarikan masyarakat
terhadap Koperasi dan UKM. Selain itu juga memberikan bekal pendidikan kepada
masyarakat agar dapat lebih meluaskan usahanya di bidang UKM. Dengan meningkatnya
minat dan bertambahnya pengetahuan masyarakat dalam memproduksi sebuah produk,
dari situ akan bertambah pula anggota koperasi. Sebenarnya tujuannya utamanya
bukan menambah jumlah anggota koperasi, tetapi lebih memperkenalkan koperasi
kepada masyarakat agar koperasi kembali bangun dari tidurnya. Istilah “Tak kenal maka tak sayang” itu berlaku,
dengan mengenal koperasi maka akan tumbuh suatu jiwa pengabdian kepada
koperasi.
Yang ke dua “em”
yaitu Modal. Pemerintah menyediakan modal untuk para pengusaha UKM agar usahanya
lebih maju dan berkembang. Pengusaha UKM yang awalnya terbatas oleh modal kini
dapat tersenyum, karena pemerintah memfasilitasi mereka dengan memberikan
modal. Dengan diberinya suntikan modal dari pemerintah, kini usahanya dapat
terus memproduksi bahkan dapat di ekspor ke luar negeri. Berapa bangganya
bukan, karya anak bangsa dapat berjelajah di seluruh dunia.
Dan yang ketiga “pe”
yaitu produksi dan pemasaran. Selain pemasaran yang dilakukan dalam koperasi, pemerintah
juga menyediakan fasilitas dalam proses produksi serta pemasaran. Produk-produk
Indonesia akan ditampilkan dalam event-event penting, seperti pameran-pameran
yang melibatkan Negara-negara lain. Dengan hal tersebut, maka Negara asing akan
mengenal produk Indonesia. Selain ditampilkan dalam event-event internasional,
produk-produk Indonesia juga ditampung dalam suatu wadah yang diadakan rutin,
seperti bazaar, dll sehingga masyarakat lokal juga tahu oh ini produk koperasi
dan UKM.
Banyak contoh
iklan yang berhasil membuat sebuah image produk menjadi baik dan terkenal di
masyarakat. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan iklan Koperasi dan UKM juga
dapat popular dimasyarakat. Iklan yang diberikan bukan hanya di media
elektronik, tetapi juga seperti spanduk-spanduk, baliho, brosur, dll. Sehingga masyarakat
juga akan sering melihat koperasi dimana-mana hal tersebut akan meredam rasa
keasingan terhadap koperasi.
Saat ini hampir semua
orang biasa menggunakan internet. Penggunaan
internet yang mengalami peningkatan disebabkan oleh kemajuan ternologi yang
sangat pesat. Kemajuan teknologi yang sangat pesat dapat dimanfaatkan dalam
pensosialisasikan koperasi kepada masyarakat. Dengan meneruh iklan koperasi di
internet, semua orang yang tersambung dengan internet dapat melihat produk-produk
koperasi. Dan juga dapat pula merasakan perkembangan koperasi.
Rasa ketidakpuasan
konsumen dapat juga dijadikan cara mensosialisasikan koperasi ke masyarakat. Mengapa
bisa begitu? Karena dari ketidakpuasan konsumen akan muncul suatu
inovasi-inovasi dalam pengenalan koperasi yang lebih menarik.
Ketidakpuasan konsumen
dapat dijadikan sebuah acuan agar produk terus berkembang. Begitu pula dengan
koperasi, melihat dari ketidakpuasan konsumen, koperasi diharapkan dapat
mencari cara dalam pemenuhan kepuasan konsumen. Dari ketidakpuasan itu juga
dapat dijadikan tangga pengukur apakah koperasi sudah sesuai dengan yang
diharapkan masyarakat atau belum.
Ketidakpuasan
konsumen bisa terdapat dari segi pelayanan, kualitas barang, harga, kenyamanan,
keamanan, dll. Melihat dari tanda-tanda tadi, koperasi dapat memunculkan suatu
ide yang unik dalam pemasarannya, seperti kondisi ruangan yang sangat nyaman,
pengadaan program-program diskon koperasi, penghargaan bagi anggota terbaik,
dll. Pokoknya segala hal yang dapat membuat masyarakat lebih melirik koperasi
dibanding mini market.
Mensosialisasikan
koperasi ke masyarakat berarti memperkenalkan koperasi kepada seluruh masyarakat.
Tidak semua masyarakat dapat mengikuti seminar dan kursus yang biasanya
diadakan di kota-kota. Apalagi bagi masyarakat daerah, sehingga pemerintah juga
harus mengadakan sosialisasi dan penyuluhan koperasi dari RT ke RT agar semua
merata. Hal tersebut dilakukan mengingat bahwa koperasi Indonesia lebih
dibutuhkan bagi masyarakat daerah. Bukan berarti masyarakat kota tidak
membutuhkan koperasi, tetapi masyarakat daerah yang biasanya agak sulit
mendapatkan informasi tentang koperasi dan UKM.
Pensosialisasian
koperasi tidak hanya dilakukan ke masyarakat dewasa, tetapi juga dilakukan ke
kaum pelajar. Dengan mengadakan mata pelajaran tentang koperasi, setidaknya
para pelajar mengetahui koperasi Indonesia. Sekolah juga harus mengadakan
koperasi sekolah yang menjual kebutuhan para pelajar. Dari koperasi sekolah,
para pelajar akan tahu manfaat koperasi dalam kehidupan sehari-hari, yaitu
salah satunya mensejahterakan anggotanya (pelajar menjadi anggota koperasi
sekolah). Dengan diberikan pendidikan secara teori dan praktek secara langsung
dalam kehidupan, sangat diharapkan akan tumbuh suatu gebrakan dari kaum pelajar
yang dapat membuat dunia perkoperasian Indonesia menjadi lebih baik lagi.
Lakukan segala
cara dalam pengenalan koperasi kepada masyarakat agar koperasi kembali dapat
memegang ke eksisannya dalam perekonomian Indonesia. Munculkan gebrakan-gebrakan
untuk koperasi agar kedepannya bisa menguasai pasar. Dan tanamkan image baik
tentang koperasi Indonesia kepada masyarakat domestic dan mancanegara. Kerena kopersi
merupakan salah satu jati diri bangsa Indonesia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar