Sabtu, 28 April 2012
Produk domestik bruto (Gross
Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang
dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu
negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga
hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang
beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk
barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang
didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
Pendapatan Nasional adalah pendapatan yang diterima oleh golongan - golongan
masyarakat sebagai bentuk balas jasa sehubungan dengan produksi barang-barang
dan jasa tersebut.
Cara Penghitungan
Pendapatan Nasional
·
Pendekatan
Produksi

a.
Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
b.
Pertambangan dan penggalian
c.
industri pengolahan
d.
listrik, gas dan air bersih
e.
Bangunan
f.
Perdagangan, restoran dan hotel
g.
pengangkutan dan komunikasi
h.
Keuangan, persewaan bangunan dan jasa perusahaan serta
i. Jasa-jasa
Keterangan :
NI =
Nasional Income (Pendapatan Nasional)
VA = Value Added (Nilai Tambah)
n =
Jumlah sector dalam perekonomian
·
Pendekatan
Pengeluaran
Untuk mengetahui
besarnya pendapatan nasional dengan metode ini maka dilakukan dengan cara menjumlahkan
seluruh pengeluaran masyarakat dari tiaptiap rumah tangga yang ada. Adapun
pengeluaran yang dihitung bukan berasal dari nilai transaksi barang jadi, hal
ini dimaksudkan untuk menghindari perhitungan ganda.
Keterangan :
NI =
Nasional Income (Pendapatan Nasional)
C = Consumption (konsumsi Rumah Tangga)
I = Investment (Investasi)
G = Government (Pemerintah)
X = Export
M = Import
·
Pendekatan Pendapatan
Dalam metode ini
cara yang dilakukan adalah dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima
masyarakat sebagai pemilik faktor produksi atas penyerahan faktor produksinya
kepada perusahaan.
Keterangan :
NI =
Nasional Income (Pendapatan Nasional)
w = wages (Upah)
i = interest (Bunga)
r = rent (sewa)
π = Profit (Laba)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable
Income) adalah pendapatan
yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan
selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable
income ini diperoleh dari personal
income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak
langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan
kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak,
contohnya pajak pendapatan.
Pendapatan Perkapita adalah
besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu Negara. Diperoleh dari pendapatan nasional suatu Negara
pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk suatu negara pada tahun
tersebut
.
Distribusi Pendapatan Nasional & Kemiskinan
Sebagai dasar dari kerangka pemikiran untuk menganalisis
masalah antara pertumbuhan dan kemiskinan atau kesenjangan ekonomi adalah salah
satu metode statik yang umum digunakan untuk mengetimasi sejauh mana pencapaian
tingkat kemerataan dalam distribusi pendapatan atau pengurangan kesenjangan
ekonomi dalam suatu proses pembangunan ekonomi adalah mengukur nilai koefesien
atau rasio gini. Penduduk dikelompokan menjadi tiga kelompok; yaitu penduduk
dengan pendapatan rendah yang merupan 40% dari jumlah penduduk, penduduk dengan
berpendapatan menengah yang merupakan 40% dari jumlah penduduk, dan penduduk
yang berpendapatan tinggi yang merupakan 20% dari jumlah penduduk. Selanjutnya
ketidak merataan pendapatan disuatu ekonomi diukur berdasarkan pendapatan yang
dinikmati oleh 40% penduduk dengan pendapatan rendah.
Penggunaan data pengeluaran konsumsi rumah tangga akan menghasilkandata
pendapatan yang underestimate karena jumlah pendapatan bia lebih besar, sama,
atau lebih kecil dari pada jumlah pengeluaran konsumsi. Misalnya pendapatan
lebih besar tidak selalu berarti pengeluaran konsumsi juga besar. Dalam hal
ini, berarti ada tabungan. Dalam hal ini belum tentu juga bila pendapatan
rendah tidak selalu jumlah konsumsi juga rendah. Banyak rumah tangga memakai
kredit untuk membiayai pengeluran konsumsi tertentu, misalnya untuk membeli
rumah dan mobil untuk biaya sekolah anak, atau bahkan untuk
liburan.Keberhasilan pembangunan di Indonesia tidak hanya di ukur dari
peningkatan pendapatan penduduk secara agregat atau per capital, tetapi juga
(justru lebih penting lagi) di lihat dari distribusi peningkatan pendapatan
tersebut terhadap semua anggota masyarakat. Sekarang ini, tingkat pendapatan
per kapital di Indonesia sudah lebih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 30
tahun yang lalu,
Masalah kemiskinan merupakan dilema bagi Indonesia, terutama melihat kenyataan
bahwa laju pengurangan jumlah orang miskin berdasarkan garis kemiskinan yang
berlaku jauh lebih lambat dari pada lajupertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu
sejak pelita I dimulai hingga saat ini (Repelita VI). Karena kemiskinan
merupakan salah satu masalah ekonomi Indonesia yang serius maka tidak
mengherankan kalau banya studi telah dilakukan mengenai kemiskinan tanah air.
Faktor yang berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap perubahan
kemiskinan. Sebagai contoh sering dikatakan bahwa salah satu penyebab
kemiskinan adalah tingkat pendidikan yang rendah. sebagian besar faktor
tersebut juga saling mempengaruhi satu sama lain. Misalnya dari pekerja yang
bersangkutan sehingga produktivitasnya menurun. Produktifitas menurun
selanjutnya dapat mengakibatkan tingkat upah netonya berkurang, dan seterusnya.
Jadi, dalam kasus ini, tidak mudah untuk memastikan apakah karena pajak naik
atau produktifitasnya yang turun membuat pekerja tersebut menjadi miskin karena
upah netonya menjadi rendah.
Definisi Kemiskinan menurut beberapa ahli
v
Specker
(1993) mengatakan bahwa kemiskinan mencakup
1.
Kekurangan fasilitas fisik bagi kehidupan yang
normal,
2.
Gangguan dan tingginya risiko kesehatan,
3.
Risiko keamanan dan kerawanan kehidupan sosial
ekonomi dan lingkungannya,
4.
Kekurangan pendapatan yang mengakibatkan tidak
bisa hidup layak, dan
5. Kekurangan dalam kehidupan sosial yang dapat
ditunjukkan oleh ketersisihan sosial, ketersisihan dalam proses politik, dan
kualitas pendidik yang rendah.
v Maxwell (2007)
menggunakan istilah kemiskinan untuk menggambarkan keterbatasan pendapatan dan
konsumsi, keterbelakangan derajat dan martabat manusia, ketersingkiran sosial,
keadaan yang menderita karena sakit, kurangnya kemampuan dan ketidakberfungsian
fisik untuk bekerja, kerentanan (dalam menghadapi perubahan politik dan
ekonomi), tiadanya keberlanjutan sumber kehidupan, tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar, dan adanya perampasan relatif (relative deprivation).
v
Poli
(1993) menggambarkan kemiskinan sebagai keadaan; ketidakterjaminan
pendapatan, kurangnya kualitas kebutuhan dasar, rendahnya kualitas perumahan
dan aset-aset produktif; ketidakmampuan memelihara kesehatan yang baik,
ketergantungan dan ketiadaan bantuan, adanya perilaku antisosial (anti-social
behavior), kurangnya dukungan jaringan untuk mendapatkan kehidupan yang baik,
kurangnya infrastruktur dan keterpencilan, serta ketidakmampuan dan
keterpisahan.
v Menurut Sallatang (1986) bahwa
kemiskinan adalah ketidakcukupan penerimaan pendapatan dan pemilikan kekayaan
materi, tanpa mengabaikan standar atau ukuran-ukuran fisiologi, psikologi dan
sosial.
v Badan Pusat Statistik (2000),
kemiskinan didefinisikan sebagai pola konsumsi yang setara dengan beras 320
kg/kapita/tahun di pedesaan dan 480 kg/kapita/tahun di daerah perkotaan.
Sumber :
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar