Minggu, 26 Januari 2014
Ketika disuruh menceritakan
diri sendiri, pasti bingung harus mulai dari mana, apa yang harus diceritakan,
dll. Tetapi ketika disuruh menceritakan orang lain, langsung sejuta kata siap
diluncurkan. Oke sekarang kita mulai.
Nama saya Nurul Hasanah,
nama asli pemberian orang tua tanpa diganti-ganti, ditambahin ataupun
dikurangi,. Menurut yang saya tau dan dari orang-orang juga, “Nurul Hasanah”
itu artinya cahaya kebaikan. Dengan
memberi nama itu, kedua orang tua saya berharap anaknya kelak menjadi seseorang
yang berbudi pekerti baik, membawa kebaikan, bersikap baik, pokoknya baik-baik
deh. Aamiin.
Tanggal kelahiran saya
sama dengan tanggal dimana biasanya Bangsa Indonesia memperingati Hari Pramuka
(asik). Pasti pada tau dong, jangan ngaku anak Indonesia kalo tidak tau hari
Pramuka. Ya tepat ! 14 Agustus. Setiap tahun saya merasa bangga karena hari
kelahiran saya dirayakan oleh banyak orang, padahal sebenarnya mereka merayakan
Hari Pramuka hahaha.
Saya tinggal dirumah yang
saya tempati sekarang bersama kedua orang tua dan 2 adik. Dari lahir sampai
saat ini saya belum pernah pindah rumah, jadi belum pernah merasakan bagaimana capeknya pindahan, mengangkuti
barang-barang, bersosialisasi dengan lingkungan baru, dll. Tapi InsyaAllah suatu hari nanti saya akan
merasakan itu, ketika saya pindah ke istana masa depan saya bersama imam saya
kelak (hahahah Aamiin). Oke next
Biasanya pendidikan
anak-anak itu dimulai dari Taman Kanak-kanak (TK), malahan zaman sekarang
dimulai dari PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), tetapi saya langsung SD (Sekolah
Dasar). Bukan SD tetapi tepatnya MI (Madrasah Ibtidaiyah), setara dengan SD
namun lebih menitikberatkan dalam ilmu agama islam. Kalau di SD pelajaran agama
hanya satu, semua ilmu agama digabung dalam satu mata pelajaran. Namun kalau di
MI ilmu agama dipisah-pisah ada Al-Qur’an Hadist, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah
Islam, Tahfiz Qur’an, Bahasa Arab, dll, jadi setiap hari pasti belajar agama
islam.
Berkeinginan menjadikan
anaknya menjadi hamba yang taqwa dan shalihah, orang tua saya juga memasukkan
saya ke pengajian anak-anak. Tapi memang pada dasar pribadinya yang bandel dan
tidak taat, buktinya shalat saya masih entar-entaran, perbuatan masih buruk,
penyakit hati numpuk dan masih banyak lagi yang lain. Itu semua terjadi bukan
karena kesalahan kedua orang tua saya, bukan kesalahan sekolah MI saya ataupun
kesalahan guru ngaji saya tapi itu semua salah pribadi saya yang tidak mau
mendengarkan apa yang diajarkan.
Pernah berfikir betapa
ruginya diri ini karena telah lalai dalam shalat, zhalim dalam perbuatan, dll
dan berandai dulu setamat MI melanjutkan ke pesantren agar ilmu agamanya lebih
baik, tetapi sudah terlambat saat itu sudah kelas 3 SMP. Memang tidak ada kata
terlambat untuk belajar, keinginan sekolah di pesantren pun lambat laun menipis
dan saya memutuskan untuk belajar agama dari pengajian-pengajian saja.
Semasa SMP saya cukup
gemar dalam hal menulis, spesifiknya dalam hal menulis cerpen. Kegemaran itu
terbentuk ketika saya diberi tugas oleh guru Bahasa Indonesia untuk mengarang
suatu cerpen. Saya sangat pusing saat itu, jujur saya merupakan orang yang
malas membaca jadi sama sekali tidak mempunyai inspirasi. Akhirnya saya mencoba
membaca sebuah cerpen yang terdapat dalam suatu majalah remaja, dan saya mulai
merasakan kenyamanan ketika membacanya, paragraf demi paragraf saya telusuri
hingga tiba diakhir cerita.
Setelah selesai membaca
cerpen tersebut, seakan akan jutaan kata berterbangan dalam fikiran saya,
mulailah saya membuat sebuah judul cerpen untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia
tersebut. Selesai satu cerpen rampung, saya melanjutkan untuk memulai judul
baru. Ada beberapa cerpen yang pernah saya tulis, ya memang jaklan ceritanya
sangat sederhana tetapi saya merasa cukup senang. Sayangnya, dulu saya menulis
cerpennya dikertas dan sekarang kumpulan kertas itu entah tercecer dimana, atau
mungkin sudah hilang terbuang.
Saya cukup senang membaca
cerpen atau cerbung, namun saya kurang begitu suka membaca novel karena saya
cepat merasa bosan. Belum ada sebuah novelpun yang saya baca taat dari halaman
depan sampai akhir. Pasti ketika saya membaca novel, saya akan melompati
halamannya, mencari cerita yang seru. Beberapa waktu lalu saya meminjam sebuah
novel milik senior di kampus, walaupun saya membacanya sampai akhir ya tetap
saja diawali dengan lompatan dari halaman demi halaman.
Hobi lain saya yaitu
membuat suatu prakarya yang saya lihat baik secara langsung ataupun ditelevisi.
Mama saya sempat geregetan apabila saya sedang libur sekolah, karena saya akan
membuat suatu prakarya yang saya lihat sehingga membuat rumah menjadi
berantakan. Prakarya-prakarya yang saya buat seperti bingkai, lampion,dll, saya
merasa penasaran mereka saja bisa membuat itu semua mengapa saya tidak.
Masa SMA saya habiskan
dengan bermain-main dengan teman di SMA. Pokoknya setiap hari rutinitas hamper sama,
dating kesekolah, bercanda-canda, menjahili teman, belajar, pulang bareng, ya
pokoknya 3 tahun itu saya lalui penuh dengan tertawa.
Tetapi bukan berarti
sekarang saya sudah berhenti tertawa, hanya frekuensinya yang berkurang. Apalagi
ketika semester 1 dan 2, saya merasa tidak menemukan teman yang “sejenis”
dengan saya, yang sejalan pemikirannya sehingga kurang nyambung ketika bercanda
dan sebagainya.
Naik ke tingkat 2, disini
saya menemukan teman-teman yang sejenis dan sejalan dengan saya, ngakak bareng-bareng,
engga jaim-jaiman, bisa diajak ngelakuin hal-hal aneh, dll. Pokoknya saya
merasa cukup nyaman dengan teman-teman saya yang sekarang.
Saya juga Alhamdulillah
lolos sebagai assisten di suatu lab di Gunadarma. Alasan saya mendaftar di lab
tersebut karena saya ingin belajar berorganisasi. Selama mengenyam pendidikan
di Gunadarma, saya merupakan salah satu mahasiswi kupu-kupu (kuliah pulang-
kuliah pulang), tidak mengikuti UKM, club atau yang lainnya, pokoknya pasif
banget.
Saya merupakan orang yang
keras, bahkan kasar. Emosi saya sangat sulit dikontrol, sekarang saya bersikap
seperti ini, beberapa saat kemudian sikap saya bisa berubah. Kalau dirumah saya
termasuk orang yang temperamental, apalagi sama kedua adik saya itu.
Saya juga merupakan jenis
orang yang sulit menerima perubahan, contohnya biasanya seseorang bersikap “A”
kepada saya dan khusus kepada saya, tetapi sekarang dia juga bersikap “A”
kepada yang lain dan sikapnya kepada saya jadi berubah, saya kurang bisa
menerima perubahan itu. Entah saya termasuk jenis orang egois atau apa, ya
begitulah saya.
Ditahun 2014 ini saya
memiliki resolusi yaitu menjadi orang yang lebih penyabar, engga kasar, lebih
lembut, menjadi orang yang selalu berfikir positif dan bermanfaat untuk orang
lain. Aamiin. Semoga keinginan saya dapat terwujud.
Begitu lah secara singkat
tentang diri saya, kalau harus diceritakan semuanya terlalu banyak dan tidak
penting juga, hehehe. Tetapi kalau masih penasaran dan mau bertanya-tanya bisa
langsung menemui saya. Hahaha. Terimakasih.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar