Kamis, 02 April 2015
Multi Nasional Corporation dan
Rekrutmen
MNC
(Multi Nasional Corporation) merupakan perusahaan internasional yang memiliki
cabang dibeberapa negara dan tidak mengenal batas Negara. Untuk lebih
sederhananya MNC adalah perusahaan yang kegiatan bisnisnya bersifat internasional
atau perusahaan yang mempunyai skala besar dan mempunyai cabang di beberapa
negara serta usahanya/aktivitasnya kadang lebih dari satu.
Sebuah
organisasi/perusahaan terdapat beberapa macam sumber daya, antara lain sumber
daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya finansial atau keuangan. Sumber
daya yang paling penting dalam sebuah organisasi adalah sumber daya manusianya.
Saat ini perusahaan telah memandang sumber daya manusia sebagai faktor
produksi, oleh sebab itu peran Sumber Daya Manusia (tenaga kerja) akan semakin
besar. Orang-orang yang menyediakan tenaga kerja, bakat kreativitas, dan
semangatnya bagi organisasi. Jadi beberapa diantara tugas yang paling penting
dari seorang manajer adalah menyeleksi, melatih dan mengembangkan orang-orang
yang akan membantu organisasi mencapai tujuannya. Tanpa orang yang kompeten,
pada tingkat manajerial, dan sesungguhnya pada setiap tingkatan, perusahaan
atau organisasi akan mengejar tujuan yang tidak tepat atau menemui kesukaran
dalam mencapai tujuan yang sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Setiap
organisasi terutama organisasi perusahaan multinasional, mereka menentukan
sumber daya manusia yang mereka butuhkan untuk masa sekarang dan masa yang akan
datang, bagaimana mereka merekrut dan menyeleksi orang-orang yang paling
potensial untuk tiap-tiap posisi. Bagaimana manajer melatih orang-orang
tersebut sehingga mereka bisa bekerja secara efektif, dan apasaja jenis program
pengembangan yang akan dapat menjamin dengan sebaik-baiknya arus yang konstan
dari bakat manajerial, mulai dari tingkat bawah sampai dengan tingkat atas
dalam organisasi.
“Hal
yang paling penting yang saya kerjakan adalah merekrut orang-orang yang
cerdas“, demikian dikatakan oleh Bill Gates, direktur eksekutif Microsoft.
Howard Schultz, direktur eksekutif Starbucks mengatakan dengan cara lain “
Pekerjakanlah orang-orang yang paling cerdas dari anda dan kemudian biarkan
mereka bekerja sendiri “. Sementara direktur eksekutif General Electric, Jack
Welch mengatakan “ Tanpa orang yang tepat, strategi perusahaan tidak akan dapat
diterapkan “. ( Schuler dan Jackson, 1997 :xii).
Berdasarkan
pendapat sebagaimana tersebut di atas dapat dikatakan bahwa mengelola sumber
daya manusia bukan lagi merupakan suatu pilihan, melainkan sudah menjadi
keharusan. Untuk bisa sukses dalam pasar yang sangat kompetitif, manajer harus
dapat memiliki orang-orang terbaik di seluruh bagian perusahaannya. Dalam pembahasan
ini dapat kami jelaskan proses Rekrutmen SDM dalam MNC.
Rekrutmen
adalah upaya untuk mencari tenaga kerja yang memenuhi syarat, tepat kualitas
dan kuantitas untuk dipekerjakan dalam dan oleh perusahaan pada waktu
dibutuhkan.
Pertimbangan Hukum dalam Rekrutmen
Berbagai
pertimbangan tentunya amat diperlukan dalam memulai suatu kegiatan, misalnya
pertimbangan keuangan, pasar, hukum dan sebagainya. Pertimbangan memainkan
peranan penting dalam proses rekrutmen dan penerimaan di sebagian besar
perusahaan di AS. Sebagai contoh Federal Express Corporation memiliki komitmen
yang sangat kuat untuk menerapkan kesempatan kerja yang adil bagi semua
karyawannya, tanpa memandang umum, jenis kelamin, ras, warna kulit, asal
negara, kewarganegaraan cacat visik, atau status sebagai veteran perang Vitnam.
Mereka sangat terikat pada komitmen ini karena menganut prinsip-prinsip
kesempatan kerja yang sama merupakan satu-satunya cara hidup yang dapat
diterima. Mereka mengikuti prinsip-prinsip tersebut tidak hanya karena mereka
adalah hukum, namun karena itu adalah langkah yang benar.
Undang-undang
ketenagakerjaan yang sama yang paling langsung berkaitan dengan rekrutmen
adalah yang digambarkan sebagai program Tindakan Affirmatif ( Affirmative
Action Programs/AAPs ). Program Tindakan Affirmatif dimaksudkan untuk menjamin
representasi yang professional dan adil terhadap calon karyawan atas dasar ras,
etnis, warna kulit, daerah asal, jenis kelamin, dan cacat pisik. Program AAPS
ini umumnya tumbuh dari tiga kondisi yaitu Kontrak federal, Diskriminasi di
masa lampau, dan Tindakan Sukarela.
·
Kontrak
Federal. Sebuah perusahaan yang memiliki nilai kontrak
lebih besar dari $50.000 dan memiliki 50 karyawan atau lebih, disebut sebagai
kontraktor federal dan diharuskan mengikuti Office Federal Contrac Compliance (
OFCC ), sebuah program tertulis yang menjabarkan langkah-langkah yang harus
diambil untuk mengoreksi kurang maksimalnya pemanfaatan tenaga kerja. (
underutilization ) ditempat-tempat yang telah diketahui.
·
Tindakan
sukarela. Perusahaan seperti Weyerhaeuser dan Levi Strauss
mungkin secara sukarela menetapkan sasaran merekrut dan mempromosikan kaum
wanita, anggota kelompok minoritas, dan para penyandang cacat. Kandungan AAPs
yang sesungguhnya tergantung pada perusahaan sejauh mana tidak terwakilinya
berbagai kelompok.
Program tindakan
affirmatif dirancang untuk mempermudah suatu komitmen perusahaan dalam
menyediakan dan mendapatkan representasi yang proporsional atau keseimbangan,
atau untuk mengoreksi kurang maksimalnya pemanfaatan tenaga kerja dilihat dari
pasar tenaga kerja yang relevan dari anggota kelompok yang dilindungi.
·
Diskriminasi
di Masa Lampau. Pengadilan federal mungkin memerlukan
AAPs jika pihaknya menemukan bukti adanya diskriminasi di masa lampau dalam
suatu gugatan terhadap perusahaan lewat Equal Employment Opportunity
Commission. Di bawah kondisi seperti ini AAPs umumnya merupakan bagian dari
suatu keputusan persetujuan, suatu pernyataan yang menunjukkan langkah tindakan
affirmatif spesifik yang akan diambil perusahaan.
Perusahaan
yang menetapkan program tindakan affirmatif sukarelanya sendiri mungkin
memperoleh manfaat dari penggunaan panduan EOC yang mendukung program semacam
itu. Pertimbangan kunci dalam Legal Valuntary AAPs adalah bahwa hal itu
merupakan perbaikan atas tujuan tersebut, terbatas pada durasinya efek dari
diskriminasi baliknya ( bukan larangan mutlak pada anggota kelompok mayoritas)
dan secara fleksibel dalam implementasinya. Jika suatu AAP sukarela perusahaan
memiliki karakteristik ini, resiko kehilangan tuntutan diskriminasi balik
mungkin bisa diperkecil, sekalipuin tidak bias hilang sama sekali ( Martin vs
Wilks dalam Schuler dan Jackson, 1997:261).
Berdasarkan
uraian diatas jelaslah bahwa Multi National Corporations sangat memperhatikan
sekali masalah penanganan sumber daya manusianya. Manajemen sumber daya manusia
dianggap sebagai faktor yang paling penting dalam perusahaan. Maju mundurnya
sebuah perusahaan amat tergantung kepada SDMnya.
Langganan:
Postingan (Atom)